Senin, 21 Februari 2011

Perdagangan dan Lingkungan

Pendahuluan

Meningkatnya integrasi perekonomian dunia melalui perdagangan bebas dan aliran modal telah menimbulkan perbedaan diantara Negara-negara di dunia karena perbedaan regulasi domestic.bahkan ketika batas wilayah pengawasan modal perdagangan semakin demikian tipis maka perbedaan peraturan domestic akan berdampak pada hilangnya batas antarnegara. Peningkatan perhatian pada regulasi domestic dan dampaknya pada perdagangan dilakukan secara terus menerus sehingga perhatian terhadap lingkungan dunia juga meningkat.
Perdagangan dan lingkungan merupakan isu yang krusial saat ini karena meningkatnya pendapatan dan adanya tuntutan akan standar lingkungan yang lebih tinggi seiring dengan meningkatnya pendapatan. Eksternalitas lingkungan modal timbul karena konsumsi atau produksi privat memiliki dampak eksternal terhadap aspek yang lain. Dalam hal ini biaya atau keuntungan privat berbeda dengan biaya atau keuntungan sosial sehingga terjadi efek spillover pada masyarakat. Eksternalitas lingkungan dapat dikategorikan ke dalam tiga bentuk, yaitu lokal, transnasional dan global. Adanya beberapa persetujuan multilateral yang berhubungan dengan isu lingkungan yang juga memiliki konsekuensi perdagangan. Persetujuan tersebut dilaksanakan dengan fokus pada aspek lingkungan yang disetujui dalam persetujuan dan kemudian memastikan bahwa rencana perdagangan mendukung persetujuan dan protokolnya.

Isi
·         Konflik antara perdagangan dan lingkungan
Konflik antara perdagangan dan lingkungan disebabkan oleh tiga alasan. Pertama, perdagangan dan kebijakan perdagangan berdampak pada lingkungan karena mereka mengubah produksi dan konsumsi suatu Negara. Perdagangan menyebabkan suatu Negara menspesialisasikan produksi atas suatu produk sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki. Liberalisasi perdagangan tidak hanya mengubah  pendapatan dan tingkat konsumsi tetapi juga lokasi produksi. Jika perubahan pada konsumsi atau produksi menghasilkan eksternalitas lingkungan maka perdagangan akan dilihat sebagai suatu awal menuju kea rah terjadinya degradasi.
Beberapa masalah lingkungan yang terjadi berkaitan dengan meningkatnya perdagangan disebabkan oleh hak kepemilikan dari sumber daya alam yang belum tetap. Apabila property right tidak estabilitas maka perilaku produsen dan konsumen menjadi tidak efisien jika dilihat dari sudut pandang sosial.
Konflik kedua terjadi antara perdagangan dan lingkungan karena kebijakan lingkungan di suatu Negara dapat berdampak ke negara lain melalui perdagangan. Setiap Negara memiliki keunikan letak geografis, kapasitas asimilasi, adat atau tradisi, pendapatan dan faktor lainnya. Variasi ini menunjukkan bahwa perbedaan standar pendapatan lingkungan antarnegara adalah logis. Namun jika standar lingkungan sangat beragam maka hal itu akan mempengaruhi pola perdagangan antarnegara karena adanya keunggulan kompetitif suatu perusahaan di suatu Negara terhadap Negara lainnya.
Pada akhirnya banyak orang merasa bahwa kebijakan perdagangan merupakan cara untuk memaksa suatu Negara ke forum diskusi tentang isu lingkungan dan setuju atas aspek lingkungan dari suatu persetujuan perdagangan. Ada beberapa masalah lingkungan di dunia dimana tidak ada satupun organisasi internasional relevan yang dapat memberdayakan suatu Negara untuk membantu mengatasi masalah eksternalitas.
Para pengamat lingkungan adalah orang yang percaya bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini buruk karena meningkatnya standar hidup akan menghabiskan sumber daya alam yang langka dan akan menimbulkan polusi yang akan mengurangi kesejahteraan.
  
·         Contoh konflik lingkungan dalam perdebatan
Gruenspecht (1996) mengelompokkan isu lingkungan menjadi lima kategori berdasarkan aspek geografi, yaitu:
1.    Domestik
Isu domestik adalah permasalahan yang paling mudah karena perbedaan antara biaya/keuntungan privat dan sosial dialami oleh beberapa Negara yang mengalami masalah dengan lingkungannya.
2.    Transboundary (lintas perbatasan)
Isu transboundary terjadi ketika polusi terjadi di suatu Negara akan tetapi konsekuensinya harus ditanggung oleh Negara lain.
3.    Common property rights (hak kepemilikan)
Common property rights melibatkan sumberdaya yang dipakai bersama diantara Negara-negara karena adanya pola perpindahan. Perselisihan mengenai hal ini biasanya meliputi penangkapan ikan atau pemungutan haisl panen hewan yang melakukan migrasi melewati batas Negara.
4.    Offshore (lepas pantai)
Offshore juga menjadi isu yang sangat penting bagi pengamat lingkungan saat ini. Isu ini berkaitan dengan spesies yang langka, pemeliharaan hutan tropis, dan kualitas sumberdaya di Negara asing.
5.    Global
Isu global merupakan masalah bagi seluruh dunia dimana solusinya akan memerlukan adanya gerakan sejumlah Negara.
                                         
·         Prinsip-prinsip ekonomi dalam perdebatan perdagangan dan lingkungan
Ada beberapa prinsip ekonomi yang dapat digunakan dalam pembahasan perdagangan dan lingkungan. Sejak awal telah diketahui bahwa sebagian besar ekonom akan berpihak pada pandangan para pelaku perdagangan bebas, meskipun mereka menyadari bahwa degradasi lingkungan memerlukan biaya yang dipertimbangkan dalam setiap pengambilan keputusan, regulasi, dan kebijakan.dalam hal ini pelaku polusi bertanggung jawab untuk membayar semua kerusakan yang berhubungan dengan eksternalitas. Hal ini merupakan konsep dasar yang akan digunakan dalam bagian ini, akan tetapi satu hal yang harus diakui dalam banyak contoh, kerusakan sangat sulit untuk diukur  dan sangat sulit untuk meminta para pelaku polusi agar bersedia membayar akibat polusi yang ditimbulkan.
Pendapat yang telah sering mengemuka adalah Negara yang berkembang cenderung memiliki standar llingkungan yang lebih rendah karena mereka lebih menekankan pada pemenuhan kebutuhan. Meskpun begitu, kenyataan bahwa standar lingkungan berbeda menurut Negara dan perdagangan barang yang diliberalisasikan menjadikannya pusat perhatian di mana perbedaan ini akan mendorong perusahaan pindah dari suatu Negara ke Negara lain. Efek bersih dari perpindahan ini adalah polusi di Negara dengan standar tinggi akan berkurang karena perusahaan yang sarat dengan polusi akan keluar, sementara polusi di Negara dengan standar rendah akan meningkat.
Alasan berkurangnya polusi di Negara dengan standar tinggi adalah karena perusahaan di Negara tersebut pindah ke lokasi lain. Hal ini tentu akan menyenangkan para pengamat lingkungan, akan tetapi pegawai dibidang pembangunan ekonomi dirugikan karena hilangnya lowongan kerja. Kecenderungan yang lazim bagi Negara dengan standar tinggi adalah dengan melakukan apa saja sebisa mungkin agar perusahaan-perusahaan tersebut tidak pindah.  

·         Prinsip-prinsip penyelesaian konflik
Meskipun pajak dan subsidi langsung merupakan kebijakan ekonomi yang optimal dalam memerangi polusi, politik ekonomi dari situasi ini biasanya menghasikan suatu restriksi atau regulasi yang tergolong ke dalam tipe perintah dan kontrol. Meskipun desain kebijakan cenderung tidak efisien, ada beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menekan konflik dan mengurangi kemungkinan yang akan menimbulkan konfrontasi.
1.    Menggunakan target perdagangan dengan instrument perdagangan dan target lingkungan dengan instrument lingkungan. Semakin banyak kebijakan lingkungan yang menjadi target dan semakin sederajat beban perdagangan maka perdagangan maka perdagangan akan semakin baik.
2.    Kebijakan perdagangan seharusnya bertujuan untuk mengurangi hambatan perdagangan sementara kelestarian lingkungan tetap terjaga. Yang jelas tidak boleh ada pertukaran antara manfaat yang diperoleh adari perdagangan dan biaya lingkungan yang dapat menyebabkan suatu Negara bermusuhan dengan Negara lain. Pengurangan hambatan perdagangan sebaiknya terjadi tanpa menimbulkan biaya lingkungan.
3.    Kebijakan lingkungan seharusnya bermanfaat bagi lingkungan sementara perdagangan yang netral tetap terjaga. Sekali lagi tidak ada pertukaran antara manfaat lingkungan dan biaya perdagangan.
4.    Pemerintah nasional seharusnya memberikan dukungan untuk mencapai tujuan perdagangan dan kebijakan lingkungan yang sama.
Prinsip-prinsip ini sangat mudah untuk dinyatakan akan tetapi sangat sulit untuk diterapkan karena dunia saat ini sangat terintegrasi.dengan adanya persetujuan berdasarkan prinsip ini maka kewajiban yang ditanggung semakin jelas ketika degradasi lingkungan terjadi.kedua adalah kebutuhan akan tindakan serta persetujuan kolektif.  

Penutup

Kebijakan lingkungan merupakan satu-satunya kebijakan domestic yang memiliki konsekuensi perdagangan. Kebijakan non-pertanian lainnya yang memiliki konsekuensi perdagangan adalah regulasi antitrust dan standar tenaga kerja. Ekonomi saat ini telah menjadi global sehingga suatu Negara benar-benar mempunyai kepentingan atas kebijakan Negara lain.
Konflik antara perdagangan dan lingkungan disebabkan oleh tiga alasan:
1.    Perdagangan dan kebijakan perdagangan berdampak pada lingkungan karena mengubah produksi dan konsumsi suatu Negara.
2.    Kebijakan lingkungan di satu Negara dapat berdampak pada Negara lainmelalui perdagangan.
3.    Orang merasa bahwa kebijakan perdagangan merupakan salah satu cara untuk memaksa suatu Negara turut kedalam diskusi tentang isu lingkungan dan membuat mereka setuju terhadap aspek lingkungan dari persetujuan perdagangan.
Para pengamat lingkungan khawatir tentang perdagangan bebas akan membawa dampak buruk pada standar lingkungan, akan tetapi para pelaku perdagangan bebas khawatir bahwa regulasi pemerintah dalam hal ini akan membuat persaingan menjadi tidak ketat lagi. Hal ini juga akibat adanya pertentangan besar yang terjadi antara pengamat lingkungan dengan pelaku perdagangan bebas.
Masalah lingkungan yang paling dipertentangkan adalah masalah yang berhubungan dengan property rights, isu offshore, dan isu global. Dalam hal ini banyak Negara harus bersedia untuk duduk bersama dan mencari solusi yang tepat, akan tetapi mereka memiliki sumberdaya alam dan tradisi budaya yang sangat berbeda.
Analisis secara ekonomi tentang masalah lingkungan menjelaskan bahwa solusi terbaik untuk mengatasi eksternalitas lingkungan adalah membebankan pajak secara langsung pada pelaku polusi daripada secara tidak langsung melalui kebijakan perdagangan. Analisis secara ekonomi juga menunjukkan bahwa akan lebih baik bila standar lingkungan bervariasi menurut Negara tergantung pada biaya sosial marginal atas kerusakan biaya penyusutan marginal.

Referensi :
Anindita, Ratya dan Michael R. Reed. “Bisnis dan Perdagangan Internasional”. Andi-Yogyakarta. Yogyakarta. 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar